Kenapa sih Pebisnis Perlu Mengamankan Persediaan Barang?
Opsi pengamanan persediaan itu penting untuk Anda lakukan, biasanya hal yang sering terjadi jika stok tidak diamankan adalah overselling produk. Potensi Overselling produk akan selalu hadir dalam bisnis Anda, terlebih jika memiliki banyak toko yang tersebar di berbagai channel penjualan.
Tetapi, resiko ini bisa dicegah dan dikendalikan jika Anda paham mengenai caranya. Dengan begitu, apabila overselling terjadi maka Anda akan lebih cepat dalam penanganannya. Hal ini karena, resiko tersebut sudah dimitigasi sejak awal.
Apa itu Overselling?
Kejadian overselling mungkin pernah terjadi pada Pebisnis, yakni pada saat menerima pesanan yang melebihi kuantitas stok yang ada. Jadinya stok barang yang sebenarnya sudah habis dan mencapai angka 0, malah berubah menjadi minus.
Tentunya overselling tidak akan merepotkan jika Anda memiliki rantai suplai barang yang cepat, jadi permintaan yang melonjak dengan stok habis bisa ditutupi dengan cepat.
Akan tetapi, akan lain ceritanya jika harus menunggu barang tersebut diproduksi terlebih dahulu atau dikirim dari pemasok. Jika hal tersebut Pebisnis alami, reputasi dan nama baik tokomu akan dipertaruhkan. Jika hal tersebut terjadi, penjualan bisa terdampak juga.
Nah situasi ini jika sering berlangsung berdampak pada pengalaman konsumen yang akan berbuntut pada angka penjualan yang menurun. Tentu Anda tidak ingin hal ini terjadi bukan?
Toh, lebih baik mencegah dengan beberapa strategi daripada mengobati dengan menekan pemasok barang dan menahan pelanggan agar tidak pergi. Oleh karena itu Anda perlu mengetahui lebih dulu beberapa cara penyebab overselling produk dan cara mengatasinya meggunakan fitur pengamanan persediaan barang.
Sebab Overselling bisa Terjadi
Kejadian overselling yang pernah Anda alami bisa disebabkan beberapa situasi, untuk mencegah hal ini kembali terjadi, Anda perlu mengetahui kondisi penyebabnya. Jadi jika Anda berhadapan kembali dengan situasi yang sama, Anda bisa melakukan langkah-langkah pencegahannya.
Namun Anda perlu memahami satu hal yaitu, risiko overselling produk akan tetap ada. Nah Anda dapat menyusun strategi dalam pengamanan stok untuk mencegah overselling sekecil mungkin. Jadi, risiko overselling akan berkurang. Berikut kondisi-kondisi yang biasanya memicu overselling:
1. Best-selling produk
Produk yang paling laku atau angka penjualannya tinggi masuk ke kategori fast moving produk. Artinya, rata-rata pesanan harian yang masuk bisa mencapai angka ribuan per harinya. Hal ini sebenarnya tidak menjadi masalah jika Anda hanya berjualan di satu marketplace saja.
Namun cerita akan berbeda jika Anda menjualnya di berbagai marketplace. Akan ada risiko pesanan masuk yang tumpang tindih, sedangkan data stok yang digunakan hanya satu. Jadinya alokasi stok produk tersebut diserbu dari berbagai channel.
Kondisi ini yang akan menyebabkan Anda tidak mengetahui kondisi dan jumlah stok yang sesungguhnya. Selain itu, ada juga momen di mana stok sudah tersisa kurang dari 10 unit, tetapi beberapa pesanan masuk secara bersamaan.
2. Launching Produk Baru
Produk yang baru diluncurkan juga memiliki potensi mengalami overselling. Ketika marketing yang Anda lakukan sukses dan permintaan terhadap produk tersebut membeludak. Tentunya itu merupakan hal yang baik.
Tetapi hal tersebut bisa menyebabkan overselling. Ketika Anda sudah meluncurkan produk tersebut di marketplace, pembeli yang sudah antusia langsung menyerbu lapak produk. Jika stok yang Anda sediakan kurang dari pesanan yang masuk.
Kemudian produk tersebut juga live di banyak channel penjualan, hal itu bisa menimbulkan risiko overlap pesanan yang sama. Pesanan yang masuk akan berebut mencari produkmu.
3. Tidak Mencadangkan Stok
Stok yang bebas alias tidak dicadangkan juga bisa membuat overselling produk terjadi. Hal ini bisa, terjadi ketika pesanan yang masuk membeludak sedangkan stok yang ada tidak mencukupi.
Jadi, stok cadangan tidak hanya berfungsi untuk melakukan campaign atau flash sale marketplace. Tetapi juga berfungsi untuk pengamanan stok ketika pesanan meningkat di momen-momen tertentu.
Misalnya di momen lebaran, tentu pesanan sajadah akan meningkat pesat. Nah hal itu akan menyebabkan overselling terjadi.
Bagaimana Cara Mencegahnya?
Untuk mencegah dan mengatasi overselling yang terjadi Anda perlu melakukan beberapa hal. Aktivitas pencegahan ini perlu sekali Anda lakukan untuk memperkecil kemungkinan overselling. Walaupun tidak menjamin seratus persen, pencegahan yang dilakukan bisa meminimalisir besaran pesanan overselling yang masuk.
Yuk simak beberapa tips mencegah overselling:
1.Toko Prioritas
Toko Prioritas membuatmu hanya akan menayangkan stok di toko tertentu saja . Fitur ini akan otomatis bekerja bila stok sebuah produk sudah melewati batas bawah yang ditetapkan.
Tentu, Anda bisa memilih toko yang ingin dijadikan prioritas. Misalnya, toko dengan penjualan terbanyak.
Cara ini digunakan untuk menghindari adanya transaksi secara bersamaan melebihi stok yang pebisnis miliki. Sehingga meminimalisir terjadinya risiko overselling.
Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut.
2.Stok Cadangan (Reserved)
Pebisnis pasti sudah gak asing lagi dengan stok cadangan. Selain digunakan untuk keperluan promo atau flash sale di marketplace, stok cadangan juga berfungsi untuk mengamankan persediaanmu di kala pasokan sedang menurun atau terjadi kelangkaan.
Pebisnis perlu memperhatikan lebih rinci ketika melakukan campaign di marketplace. Lazimnya stok cadangan ini yang akan menjadi acuan ketika periode campaign berlangsung. Selain itu, untuk channel penjualan lain pada periode yang sama namun tidak ada aktifitas campaign, available stok akan terupdate sesuai dengan stok setelah dicadangkan.
Ingat kembali formula dibawah ini :
Available = On Hand – On Order – Reserved
Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut.
3.Stok Menipis
Terakhir adalah stok menipis, fitur ini akan memberikan notifikasi ketika stok sebuah produk sudah melewati batas bawah yang ditetapkan. Jadi Pebisnis bisa melakukan restock dengan lebih cepat sebelum produk tersebut habis terjual.
Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut.
Selain tiga cara pencegahan yang dapat dilakukan, tentunya pebisnis juga bisa merencanakan persediaan lebih mendalam agar manajemen persediaan bisa tertata lebih baik lagi.
Pebisnis bisa mengetahui perilaku pembelian terhadap masing-masing produk. Serta memprediksi keluar masuknya barang dengan cara menganalisa dari laporan penjualan maupun laporan persediaan.
Dari manajemen persediaan yang lebih baik, diharapkan pebisnis bisa mencegah risiko terjadinya overselling. Sehingga dapat meningkatkan pengalaman berbelanja para pelanggan di toko para Pebisnis.