3.5 Pembukuan Berpasangan
Hai Pebisnis! Pada materi ini kita akan mengenal lebih dalam mengenai pembukuan berpasangan yang menjadi panduan dan dasar dalam mencatatkan transaksi. prinsip dari pembukuan berpasangan atau double entri adalah setiap transaksi yang terjadi memiliki efek yang sama dan berlawanan dalam dua akun atau lebih.
dengan menggunakan pembukuan berpasangan persamaan akuntansi yaitu, harta=kewajiban+modal akan tetap terjaga keseimbangannya. jadi jika anda ingin membukukan sebuah transaksi, bisa ditentukan terlebih dahulu akun apa saja yang akan terlibat.
contohnya seperti ini. sebuah perusahaan rintisan memiliki harta yang hanya terdiri dari kas sebesar Rp 1M. Kas tersebut berasal dari modal yang disuntikkan oleh investor pada akun Modal Disetor. lalu bagaimana bentuk pembukannya? Dengan konsep pembukuan berpasangan maka jurnal atau pembukuan yang terjadi akan berbentuk seperti ini!
akun pertama yang terlibat adalah aku kas, yang berada di kategori harta. Dengan begitu anda perlu melakukan pembukuan di sisi kiri akun T dengan melakukan debit senilai Rp 1 M pada akun Kas. akun berikutnya yang harus ada adalah Modal Disetor yang ada di kategori kewajiban dan modal pada sisi kanan akun T.
karena berada di sisi kanan, akun modal disetor akan terkredit sebesar Rp 1M sesuai dana dari investor. Dengan lengkapnya nilai serta debit kredit pada akun tersebut, anda sudah mengikuti persamaan akuntansi yaitu harta=kewajiban+modal.
Agar lebih jelas kita masuk ke contoh berikutnya. Sebuah perusahaan membeli sebuah properti berupa gudang secara tunai dengan nilai Rp 10M. Dengan begitu, pencatatannya akan menjadi, akun aset tetap akan terdebit senilai Rp 10M. Jangan lupa, akun tetap akan mengakomodir aset jangka panjang yang dimiliki bisnis.
Kemudian karena dibeli secara tunai, akun kas akan terkredit sebesar Rp 10M untuk pembayaran gudang tersebut. dengan begitu transaksi sudah tercatat dengan sesuai karena nilai Rp 10m tersebut sudah terdebit dan terkredit pada akun yang berkaitan.
Kita lanjut dengan contoh terakhir. Setelah perusahaan di contoh sebelumnya berhasil membeli gudang, bisnis tersebut mendapat pinjaman dana dari bank sebesar Rp 5M. nah pencatatan transaksi tersebut akan berbentuk debit pada akun kas sebesar Rp 5m. Hal ini karena perusahaan mendapat dana tunai dari bank.
Kemudian karena bank memberi pinjaman, maka perusahan tersebut berarti berhutang kepada bank. Dengan begitu anda perlu mengkredit akun Hutang sebesar Rp 5M. Kenapa di kredit? Hal ini karena hutang merupakan akun yang ada di kategori Kewajiban. Kategori kewajiban berada pada sebelah kanan akun T. nah jika berada di sisi kanan maka penambahan nilainya harus dalam status kredit.
Dengan contoh tersebut anda lebih mengerti tentang konsep akuntansi dan tata cara pembukuan yang sesuai bukan. Yang perlu diingat adalah, setiap transaksi yang akan dicatat harus melibatkan sedikitnya dua akun agar memenuhi persamaan akuntansi.
Lalu jika ada penambahan pada sisi kiri Akun T (Harta) maka nilai transaksi akan berada pada status debit, dan jika berkurang akan ada di status kredit. pada sisi kanan akun T (kewajiban+modal) penambahan nilai akan berada di status kredit, sedangkan jika dikurang akan berada pada status debit.
Dengan memahami konsep tersebut anda akan lebih mudah memahami akuntansi seutuhnya! Sampai jumpa di video selanjutnya ya!