2.2 Laporan Laba Rugi
Hai Pebisnis kembali lagi di Jubelio Kelas Online! Dalam Kelas Akuntansi Dasar ini kita akan mempelajari lebih dalam mengenai laporan laba rugi! Materi akan kita buka dari pertanyaan apa sih laporan laba rugi itu? Jadi laporan laba rugi adalah laporan finansial bisnis yang berisikan data soal pendapatan dan biaya yang ditanggung dalam periode tertentu.
Umumnya laporan ini dikeluarkan setiap tahun atau bulan sesuai ketentuan perusahaan. Dengan laporan ini anda bisa mengetahui kondisi finansial terkini. meskipun laporan akan menampilkan data yang sudah diolah, anda anda mungkin masih kesulitan untuk mengerti laporan tersebut.
Terlebih dengan banyaknya variabel yang terdapat dalam laporan tersebut. tapi jangan khawatir, yuk kita bedah satu per satu informasi serta variabel yang ada di laporan laba rugi. secara sederhana laporan laba rugi akan tersaji dalam dua bagian. Yaitu, pendapatan dan biaya usaha serta pendapatan dan biaya lainnya.
Perbedaan dua bagian tersebut berasal dari sumber uang yang masuk. Pada bagian usaha, uang akan berasal dari aktivitas penjualan unit bisnis anda. Sebagai contoh, jika anda menjual produk handphone, dan dalam sebulan terdapat penjualan dengan nilai 100 juta rupiah serta biaya sebesar 20 juta rupiah.
Angka tersebut akan masuk ke dalam bagian pendapatan dan biaya usaha. Sedangkan pendapatan serta biaya lainnya biasanya berasal dari transaksi yang tidak terkait dengan core business milik Anda. Misalnya, anda memiliki gudang penyimpanan yang kosong. Gudang tersebut lalu anda sewakan kepada pihak lain.
Uang hasil sewa tersebut akan masuk ke dalam pendapatan lainnya, karena tidak terkait dengan bisnis anda yang berjualan handphone. Jadi anda sudah tahu kan perbedaan dari dua bagian tersebut dalam laporan laba rugi?
Nah karena laporan laba rugi akan memberikan gambaran soal pendapatan serta biaya yang harus dibayar dalam periode tertentu. Anda pastinya harus tahu jumlah pendapatan bersih bukan? Untuk tahu jumlah total dari pendapatan dan biaya bisa anda dapatkan dari jumlah pendapatan usaha dikurangi dengan biaya usaha. Lalu jumlah pendapatan lainnya juga dikurangi dengan biaya lainnya.
Hasil dari dua pengurangan tersebut kemudian harus ditambahkan untuk mendapatkan nilai penjualan bersih anda dalam periode tertentu. Misalnya saja dalam periode bulanan, quarter dan tahunan. Begini perhitungannya, jika dalam satu bulan anda berhasil menjual handphone senilai 250 juta rupiah. Serta membayar biaya sebesar 80 juta rupiah. Maka pendapatan bersih dari usaha anda sebesar 170 juta rupiah.
Ingat jika berasal dari transaksi bisnis maka akan masuk ke dalam pendapatan dan biaya usaha. Kemudian dari sisi pendapatan dan biaya lainnya. Anda menerima uang hasil sewa gudang sebesar 80 juta rupiah dengan biaya bulanan sebesar 30 juta rupiah.
Dengan begitu total pendapatan dari sumber lainnya atau di luar usaha sebesar 50 juta rupiah. Jadinya total pendapatan bersih yang anda terima adalah 220 juta rupiah. Angka tersebut berasal dari penjumlahan pendapatan bersih usaha dengan pendapatan lainnya.
Selain mengenal lebih jauh soal pendapatan, anda juga mesti tahu transaksi apa saja yang termasuk ke dalam kategori biaya. Biaya sendiri merupakan aktivitas atau transaksi terkait usaha yang harus anda bayarkan. Jika harus anda bayar berarti anda akan mengeluarkan sejumlah uang untuk biaya tersebut.
Umumnya terdapat beberapa kategori biaya yang ada di dalam laporan laba rugi. Yuk kita kenali satu per satu. Pertama adalah biaya harga pokok penjualan(HPP). HPP adalah biaya yang diperlukan untuk membeli atau memproduksi produk yang anda jual.
Sebagai contoh, dalam bisnis jual beli handphone tadi, anda tentu perlu melakukan pembelian barang ke supplioer serta mengirim barang tersebut ke gudang kan? Lalu anda juga harus mengemas produk tersebut sebelum dikirim ke pembeli. Dalam contoh tersebut, anda akan mengeluarkan uang untuk pembelian, pengiriman dan pengemasan produk yang akan dijual.
Kesimpulan dari contoh tersebut, segala transaksi atau aktivitas yang terkait dengan pengadaan stok produk yang akan dijual menjadi bagian dari biaya HPP. Selanjutnya kita masuk ke biaya penjualan, umum dan administrasi.
Kategori biaya ini biasanya mengurus pengeluaran seperti iklan, promosi, gaji manajemen serta personil. Selain itu juga termasuk dengan biaya yang tidak terkait dengan pengadaan stok produk. Misalnya seperti biaya sewa kantor, tagihan listrik dan air serta internet. Beragam tagihan dan pengeluaran tersebut akan masuk ke dalam biaya penjualan, umum dan administrasi.
Berikutnya adalah kategori biaya penyusutan dan amortisasi. Kategori biaya ini akan berkaitan dengan aset usaha fisik dan non fisik milik anda. Penyusutan akan terasosiasikan aset-aset yang fisik sedangkan amortisasi akan berkaitan dengan aset non fisik.
Sebagai contoh, anda memiliki mobil operasional untuk mengirim dan mengambil stok. Mobil tersebut setiap tahunnya akan semakin tua dan nilainya akan menurun. Sebagai pebisnis anda perlu mengetahui dan mencatat berapa penurunan yang terjadi per tahunnya. Penurunan nilai tersebutlah yang masuk ke dalam kategori penyusutan.
Berikutnya ada kategori biaya bunga. Bunga biasanya berasal dari pinjaman-pinjaman yang anda terima dari pihak lain. Biasanya bunga disajikan dalam periode per tahun atau bulan tergantung kesepakatan anda dengan pihak bank sebagai peminjam. Nah besaran bunga yang dibayar tersebut lah yang akan dihitung sebagai biaya.
Dan kategori biaya terakhir adalah pajak. Saya dan anda gak bisa lari dari yang namanya pajak. Pajak biasanya diukur dari pendapatan tahunan, jenis klasifikasi objek pajak serta beragam variabel lainnya. nah pajak mesti dihitung dan dimasukkan ke dalam biaya pada laporan laba rugi. Ketika seluruh variabel pendapatan dan beban sudah dihitung dan ada di laporan.
Pada saat tersebut lah anda bisa mengetahui kondisi keuangan terkini dari bisnis anda. Terlebih yang berkaitan dengan pendapatan dan kerugian anda.